makalah MTK SD II
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki objek abstrak
dan dibangun melalui proses penalaran deduksi, yaitu kebenaran suatu
konsep diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sudah
diterima, sehingga keterkaitan antar konsep dalam matematika bersifat
sangat kuat dan jelas. Pada dasarnya kita ketahui bersama bahwa
matematika senantiasa ada pada semua kurikulum sekolah. Entah itu
tingkat Taman Kanak-kanak sampai tingkat Perguruan Tinggi, matematika
senantiasa termasuk salah satu materi yang tercakup dalam kurikulum.
Perlukah anak-anak kita di SD belajar matematika? Untuk apakah kita
belajar matematika?.
Belajar matematika adalah sesuatu yang cukup. Ini merupakan suatu
syarat kecukupan. Karena dengan belajar matematika, kita akan belajar
bernalar secara kritis, kreatif dan aktif. Sekaligus pada saat yang
sama, kita akan mengamati keberdayaan matematika dan tentunya
menumbuhkembangkan kemampuan learning to learn. Jadi, untuk mendapatkan
daya matematika itu sendiri sebagai alat penyelesaian permasalahan dalam
kehidupan nyata, kita belajar matematika sebagai suatu wahana yang
memfasilitasi kemampuan bernalar, berkomunikasi, dan peningkatan
kepercayaan diri dalam bermatematika. Tentunya kemampuan bernalar yang
dipunyai anak didik melalui proses belajar matematika itu akan
meningkatkan pula kesiapannya untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat.
Sekarang, kurikulum matematika yang kita gunakan saat ini padat
dengan materi. Guru terbebani dengan target untuk menyelesaikan beban
materi yang sangat besar. Jika ada dua guru bertemu, yang akan menjadi
-bahan pembicaraan adalah sampai di mana pembahasan materi di kelasnya.
Bukan mendiskusikan bagaimana menyampaikan suatu materi dengan menarik.
Yang terakhir ini sudah tidak sempat lagi diperbincangkan. Dan tidak
relevan dengan keadaan seperti sekarang. Proses pembelajaran matematika
yang disediakan di sekolah akibatnya tidak berjalan secara optimal.
Mungkin jadi lebih tepatnya, yang ada hanyalah proses pengajaran
matematika, bukan pembelajaran. Dalam pelajaran matematika yang
seharusnya kita belajar bernalar, telah diubah menjadi pelajaran
menghafal. Sangat aneh jika pelajaran matematika diberikan dengan guru
yang ceramah di depan kelas atau berbicara dengan papan tulisnya,
sedangkan muridnya hanya mencatat. Lalu, murid itu akan menghafal semua
yang dicatatnya. Dan, pada saat ulangan nanti, murid itu cukup
memuntahkan kembali info yang dicatatnya atau ditelannya. Ini semua
terjadi hampir di setiap kelas. Ini jelas mengasingkan aktivitas
bermatematika yang benar dengan pelajaran matematika.
Permasalahan lainnya yang perlu disinggung di sini adalah persepsi
yang berkembang pada diri anak didik bahwa matematika adalah sesuatu
ilmu pengetahuan yang tidak ada manfaatnya. Ini tentunya sangat
menyedihkan. Matematika memang suatu ilmu yang abstrak. Mungkin pula
sulit dicerna. Ini wajar. Namun, kita sebagai guru haruslah senantiasa
berupaya menunjukkan relevansi matematika dalam kehidupan nyata. Ini
suatu keharusan. Dengan mekarnya persepsi tentang tidak relevannya atau
tak bermanfaatnya matematika, motivasi belajar matematika anak didik
menjadi turun. Atau malahan menjadi hilang. Akibatnya, banyak dari
anak-anak kita itu menghafal matematika. Ini sangat mengasingkan
kebermatematikaan yang benar dari pelajaran matematika di SD.
Tidak cukup kita sebagai guru mengatakan bahwa materi dalam
matematika itu akan dimanfaatkan kelak. Atau lebih parah lagi, kita
janganlah menyatakan bahwa materi yang kita pelajari ini memang saat
sekarang belum ada gunanya, namun akan dimanfaatkan di masa mendatang.
Jauh lebih baik jika kita berupaya menunjukkan keberdayaan matematika
dengan mengaitkannya pada permasalahan sederhana sehari-hari kita.
Memang ini artinya mensyaratkan guru harus belajar. Namun, bukankah
memang seorang guru haruslah seorang pembelajar sepanjang hayat? Malah,
kita sebagai orang tua pun harus senantiasa belajar. Karena, memang
hanya dengan belajar lah kita dapat survive.
Berdasarkan hal diatas kita sebagai calon guru atau calon pendidik
harus belajar. Belajar disini tidak hanya belajar materi yang akan
diajarkan, tetapi juga belajar tentang bagaimana cara menyampaikan atau
mengajarkan materi tersebut. Oleh karena itu, pada makalah ini, kami
memberi saran atau masukan dalam mengajarkan atau menyampaikan materi
geometri pada siswa SD khususnya kelas 6.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah agar penguraian makalah lebih
terarah dan terfokus maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
Bagaimana cara mengajarkan materi geometri pada siswa kelas 6 SD,
yang meliputi :
▪ Bagaimana cara menghitung luas berbagai bangun datar.
▪ Bagaimana cara menghitung luas segi banyak dan luas gabungan.
▪ Bagaimana cara menggunakan dan menghitung rumus luas dan volume
bangun ruang.
1.3 Tujuan Penulisan Makalah
Penulisan makalah ini bertujuan untuk menginformasikan atau sebagai
saran bagi pembaca khususnya bagi pendidik tentang teori pembelajaran
ataupun metode pembelajaran yang digunakan dalam mengajarkan materi
geometri pada siswa kelas 6 SD. Tidak hanya itu, makalah ini
diharapkan
dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam dunia pendidikan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran dan peningkatan hasil belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
Masa anak pada usia Sekolah Dasar merupakan usia yang paling efektif
untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak. Pada masa ini
pola pertumbuhan dan perkembangannya, baik perkembangan fisik, sosial,
emosional maupun kognitif anak sudah berkembang secara optimal.
Perkembangan kognitif anak pada usia 7 – 12 tahun berada pada tahapan
operasi konkrit yaitu anak mengembangkan konsep dengan menggunakan
benda-benda konkrit. Karena itu, guru harus mulai mengajar semua konsep
matematika dari basis konkret dan mengembangkan proses berpikir sejalan
dengan konsep matematika itu berkembang.
Dalam mengajarkan atau menyajikan konsep – konsep matematika
terdapat 3 modus. Hal ini dikemukakan oleh seorang ahli pendidikan yang
bernama Bruner. Adapun modus penyajian tersebut antara lain :
1. Modus enaktif
Modus enaktif adalah modus di mana anak dalam belajarnya masih
membutuhkan bantuan benda-benda konkret.
2. Modus ikonik
Modus ikonik adalah modus di mana siswa dalam belajarnya telah
melangkah satu langkah dari benda-benda konkret menuju bayangan mental
secara realistik yaitu gambar-gambar benda, diagram dan atau informasi
lisan yang didasarkan pada dunia nyata.
3. Modus simbolik
Modus simbolik adalah modus di mana siswa dalam belajarnya sudah
mulai menggunakan simbol-simbol atau bahasa, dari yang sederhana
dikembangkan ke yang lebih luas.
Selain menggunakan modus penyajian, didalam mengajarkan konsep –
konsep matematika di SD juga menggunakan beberapa pendekatan. Pendekatan
merupakan jalan atau arah yang ditempuh oleh guru dalam pencapaian
tujuan pengajaran dilihat dari sudut bagaimana materi itu disajikan.
Atau dengan kata lain pendekatan adalah prosedur yang digunakan dalam
membahas suatu bahan pelajaran untuk mencapai tujuan belajar mengajar.
Adapun pendekatan pembelajaran matematika yang digunakan di SD antara
lain :
1. Pendekatan Konkret
Pendekatan dimana dalam menyajikan materi menggunakan benda – benda
yang konkret. Pendekatan ini bersesuaian dengan modus enaktif Bruner.
2. Pendekatan Semikonkret
Pendekatan dimana dalam menyajikan materi menggunakan gambar benda –
benda yang konkret. Pendekatan ini bersesuain dengan modus ikonik
Bruner.
3. Pendekatan Semi abstrak
Pendekatan dimana dalam menyajikan materi menggunakan diagram.
Pendekatan ini bersesuaian dengan modus ikonik Bruner.
4. Pendekatan Abstrak
Pendekatan dimana dalam menyajikan materi menggunakan simbol –
simbol. Pendekatan ini bersesuaian dengan modus simbolik Bruner.
Tidak hanya itu untuk mengajarkan konsep – konsep matematika, kita
harus menggunakan beberapa metode pembelajaran. Misalnya metode tanya
jawab, demonstrasi, diskusi, ekspositori, demonstrasi, ceramah dan lain
sebagainya. Setiap ingin mengajarkan suatu materi, sebaiknya seorang
guru terlebih dahulu harus mengetahui dan memahami mengenai standar
kompetensi, kompetensi dasar, indikator serta tujuan pembelajaran yang
harus dicapai oleh siswa. Hal ini dimaksudkan agar proses belajar
mengajar dapat berjalan dengan lancar sehingga tujuan pembelajaran
dapat dengan mudah tercapai.
Pada materi geometri kelas 6 SD adapun standar kompetensi, kompetensi
dasar, indikator serta tujuan pembelajaran Yang ingin dicapai antara
lain :
Standar kompetensi :
Menghitung luas berbagai bangun datar, segi banyak sederhana, dan
luas bangun ruang.
Kompetensi dasar :
1. Menghitung luas berbagai bangun datar.
2. Menghitung luas segi banyak yang merupakan gabungan dari dua
bangun datar sederhana.
3. Menghitung luas dan volume bangun ruang.
Indikator :
- Menghitung luas daerah segi banyak.
- Menemukan dan menghitung luas berbagai bangun datar lingkaran
menggunakan jari – jari.
- Menemukan dan menggunakan rumus luas dan volume bangun ruang.
Tujuan pembelajaran :
- Siswa dapat mengitung luas daerah segi banyak
- Siswa dapat menemukan dan menghitung luas berbagai bangun datar
lingkaran menggunakan jari – jari.
- Siswa dapat menemukan dan menggunakan rumus luas dan volume bangun
ruang.
Geometri adalah ilmu yang membahas tentang hubungan antara titik,
garis, sudut, bidang dan bangun – bangun ruang. Didalam geometri
khususnya kelas 6 SD dibahas tentang cara perhitungan luas dan volume.
Baik luas dan volume bangun datar ataupun bangun ruang. Ada dua macam
geometri yang dibahas di SD kelas 6 yaitu geometri datar dan geometri
ruang.
Adapun materi – materi yang akan diajarkan pada pokok bahasan
geometri pada anak kelas 6 SD antara lain :
GEOMETRI
Dalam mengajarkan pokok bahasan geometri pada anak kelas 6 SD, kita
dapat menggunakan ketiga modus penyajian data. Pendekatan yang digunakan
yaitu pendekatan konkret ataupun semikonkret. Selain itu kita dapat
menggunakan beberapa metode pengajaran seperti metode tanya jawab,
diskusi, penemuan dan demonstrasi.
I. MENGHITUNG LUAS BERBAGAI BANGUN DATAR
Dalam mengajarkan sub pokok bahasan menghitung luas berbagai bangun
datar, kita dapat menggunakan metode tanya jawab, demonstrasi, maupun
diskusi.
Adapun langkah – langkah pembelajarannya antara lain :
1. Memberikan contoh – contoh bentuk bangun datar.
Dalam memberikan contoh bentuk bangun datar sebaiknya kita juga
menggunkan contoh – contoh konkret, agar siswa mudah memahaminya.
2. Menjelaskan pengertian dan bentuk bangun datar dengan bahasa
yang mudah dipahami oleh siswa.
3. Mengingatkan kembali jenis – jenis bangun datar yang pernah
dipelajari sebelumnya.
Untuk mengingatkan tentang jenis – jenis bangun datar, kita dapat
menggunakan metode tanya jawab. Yaitu kita menanyakan kmbali
tentang jnis – jenis bangun datar yang telah dpelajari sebelumnya.
Jenis – jenis bangun datar :
a. Persegi Panjang
Persegi panjang adalah segi empat yang sisi – sisi berhadapannya
sejajar dan sama panjang serta keempat sudutnya siku – siku. Contoh
bentuk persegi panjang dalam kehidupannya misalanya papan tulis, kotak
pensil, dan lain sebagainya
b. Persegi
Persegi adalah persegi panjang yang sisi – sisinya sama panjang.
c. Segitiga
Segitiga adalah bangun datar yang mempunyai tiga titik sudut.
d. Jajar genjang
Jajar genjang adalah segi empat yang sisi – sisi berhadapannya
sejajar dan sama panjang serta sudut – sudut yang berhadapan sama besar.
e. Belah ketupat
Belah ketupat adalah jajar genjang yang sisi – sisinya sama panjang.
f. Layang – layang
Layang – layang adalah segiempat yang mempunyai dua pasang sisi sama
panjang dan kedua diagonalnya berpotongan tegak lurus.
g. Trapesium
Trapesium adalah segi empat yang hanya mempunyai sepasang sisi
sejajar.
h. Lingkaran
Lingkaran adalah kumpulan dari beberapa titik.
4. Dengan metode demonstrasi dan penemuan , kita ajak siswa untuk
menemukan rumus – rumus bangun datar. Untuk lebih mempermudah kita buat
lembar kerja siswa yang berisikan langkah – langkah menemukan rumus
bangun datar.
Misalnya,
Lembar Kerja
Praktikkan dan lengkapilah rumusnya.
- Buatlah persegi panjang pada kertas karton
- Buatlah segitiga dengan menggunting salah satu diagonal persegi
panjang seperti gambar berikut.
D C
A B
Luas persegi panjang ABCD = p x l
c. Coba bandingkan segitiga ABD dengan segitiga CBD. Impitkan
keduanya. Sama, bukan ? Ini berarti luas segitiga ABD = luas segitiga
CBD. Luas segitiga ABD = dari luas persegi panjang ABCD.
Luas segitiga = x … x l
Pada bangun segitiga tidak mengenal p dan l. Pada segitiga, p = alas =
a dan l = tinggi = t.
Jadi, luas segitiga = x a x t.
- Menemukan luas jajar genjang
a. Buatlah jajar genjang seperti berikut pada kertas karton.
b. Potonglah jajar genjang tersebut sepanjang garis putus – putus.
c. Susunlah potongan tersebut sehingga membentuk persegi panjang
seperti gambar berikut
Persegi panjang itu mempunyai ukuran panjang = a dan lebar = t.
Dengan demikian, luas jajar genjang sama dengan luas persegi panjang.
Sehingga luas jajar genjang = luas ………………. = p x l. Pada bangun jajar
genjang tidak mengenala p dan l. Pada jajar genjang p = alas = a dan l =
tinggi = …
Jadi luas jajar genjang = a x t.
5. Setelah anak – anak mengerti dengan rumus – rumus bangun datar,
berikan contoh soal untuk menghitung luas bangun datar.
Instrumen soal :
1. B C
60 cm
A D
80 cm
Hitunglah luas persegi panjang tersebut ?
2.
2
Diketahui jari – jari lingkaran = 21 cm. Hitunglah
luas lingkaran tersebut ?
II. MENGITUNG LUAS SEGI BANYAK DAN LUAS GABUNGAN BANGUN DATAR
a. Mengitung Luas Segi Banyak
Dalam mengajarkan materi menghitung luas segibanyak. Kita dapat
menggunakan ketiga modus penyajian data dan beberapa pendekatan
pembelajaran matematika yaitu pendekatan konkret dan abstrak. Dalam
mengajarkan materi ini kita dapat menggunakan lembar kerja siswa yang
berisikan langkah – langkah dan soal – soal untuk menghitung luas segi
banyak.
Adapun langkah – langkah pembelajarannya :
- Menjelaskan pengertian segi banyak dan kegunaannya dalam
kehidupan sehari – hari.
- Dengan metode demonstrasi, kita jelaskan bentuk – bentuk
konkret bangun segi banyak,
- Menjelaskan tentang cara menghitung luas segi banyak.
Segibanyak adalah bangun – bangun yang mempunyai sisi sebanyak lima
atau lebih.
Contoh :
Cara mengitung luas segi banyak adalah dengan menjumlahkan luas
bangun – bangun sederhana yang membentuknya.
Instrumen contoh :
- Menghitung Luas Segi Banyak
Carilah luas bangun disamping, jika tinggi segitiga
adalah 8
Langkah 1 : Membagi segi banyak. Segibanyak di
Samping menjadi bangun ……………. dan ……………..
Langkah 2 : Menghitung luas tiap bagian 15
Luas segitiga
Luas persegi s x s = 15 x …….
Langkah 3 : Menjumlahkan luasnya
Luas segibanyak = luas segitiga + luas persegi.
b. Menghitung Luas Bangun Gabungan Bangun Datar
Sama seperti menghitung luas segibanyak, dalam mengajarkan materi
menghitung luas bangun gabungan bangun datar, kita dapat menggunakan
ketiga modus penyajian dan beberapa pendekatan pembelajran matematika.
Adapun langkah – langkah pembelajarannya yaitu :
1. Menjelaskan pengertian bangun gabungan bangun datar.
2. Memberikan contoh – contoh konkret tentang bentuk bangun gabungan
bangun datar.
Contoh :
3. Dengan metode tanya jawab, menjelaskan cara mencari luas gabungan
bangun datar.
Caranya adalah membagi gabungan bangun datar tersebut menjadi
beberapa bangun datar sederhana kemudian menghitung luas masing – masing
bangun datar tersebut.
4. Memberikan contoh menghitung luas bangun gabungan bangun datar.
Misalnya ,
Hitunglah luas bangun berikut ini?
4cm
2cm 2cm
8cm
8cm
III. MENGGUNAKAN DAN MENGHITUNG LUAS DAN VOLUME BANGUN RUANG
Kita ketahui bahwa objek geometri adalah benda konkret. Diharapkan
bagi kita sebagai guru maupun calon guru dapat menggunakan metode yang
sesuai sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai. Dalam
pembelajaran bangun ruang sebaiknya kita memberikan contoh – contoh
yang konkret misalnya dimulai dari benda – benda seperti kapur, dadu,
dan benda – benda lainnya kebentuk – bentuk semi konkret yang berupa
gambar dan kerangka sehingga pada akhirnya para siswa akan memiliki
pengetahuan yang sudah bersifat abstrak. Guru juga diharapkan dapat
memberikan banyak contoh atau bermacam – macam bentuk bangun ruang yang
dimsksud.
Oleh karena itu didalam mengajarkan materi menghitung rumus dan
menghitung volume bangun ruang, kita dapat menggunakan ketiga modus
penyajian konsep matematika dan kita dapat menggunakan metode diskusi
dan tanya jawab. Adapun langkah – langkah pembelajarannya :
- Menjelaskan pengertian bangun ruang.
- Menjelaskan bentuk – bentuk bangun ruang dan memberikan contoh –
contoh yang konkret tentang bentuk bangun ruang.
- Mengenalkan unsur – unsur yang terdapat pada bangun ruang
Misalnya,
Untuk menggambar bangun ruang, agar anak – anak lebih mudah
menggambarkannya kita dapat menyuruh anak untuk menggambarkan bangun
ruang pada kertas berpetak. Adapun macam – macam bangun ruang yang
dipelajari di SD kelas 6 adalah sebagai berikut:
-
- Balok adalah bangun ruang yang dibentuk oleh 3 pasang persegi
panjang dan tiap persegi panjang mempunyai bentuk dan ukuran yang
sama. 3 pasang persegi panjang itu merupakan sisi – sisi balok.
Contoh konkret balok misalnya papan tulis , kotak kapur, kotak
pensil dan lain sebagainya.
-
- Kubus merupakan bangun ruang yang dibentuk oleh enam persegi
berukuran sama yang merupakn sisi – sisi kubus tersebut. Pada
kubus semua rusuknya sama panjang. Contoh kpnkret kubus misalnya
pada kardus.dan lain – lain.
c. Prisma segitiga adalah prisma dengan alas berbentuk segitiga.
d. Tabung merupakan prisma tegak yang alasanya berbentuk lingkaran.
Contoh benda yang berbentuk tabung antara lain drum, kaleng susu, pipa
air dan lain – lain.
- Dengan metode diskusi, bersama – sama dengan siswa menemukan
rumus luas dan volume bangun ruang. Sehingga didapat rumus – rumus
bangun ruang tersebut adalah :
a. balok
luas = 2 ( pl + pt + lt )
volume = p x l x t
b. kubus
luas = 6s
2
volume =s
3
c. Prisma segitiga
luas = at + bt + ct + 2 x ct
volume =
d. Tabung
luas =
volume =
- Memberikan contoh soal yang menggunakan rumus untuk menghitung
luas dan volume bangun ruang.
Instrumen contoh :
- berapa luas persegi panjang yang mempunyai panjang 8 cm dan lebar 4
cm ?
-
Gambar disamping ini gambar tabung yang berdiameter 14 cm. Dan tinggi
24 cm. Hitunglah volume bangun tersebut?
- sebuah jajar gnjang luasnya 240 cm2. hitunglah tinggi
jajargenjang jika alasnya 16 cm ?
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kita ketahui bahwa masa anak pada usia Sekolah Dasar merupakan usia
yang paling efektif untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki
anak. Pada masa ini pola pertumbuhan dan perkembangannya, baik
perkembangan fisik, sosial, emosional maupun kognitif anak sudah
berkembang secara optimal. Perkembangan kognitif anak pada usia tujuh
smpai duabelas tahun berada pada tahapan operasi konkrit yaitu anak
mengembangkan konsep dengan menggunakan benda-benda konkrit. Oleh karena
itu orang tua dan guru memiliki peran yang sangat penting dalam
membantu mengembangkan potensi-potensi yang ada pada diri anak.
Perkembangan potensi harus disesuaikan dengan kemampuan dan
karakteristik tiap anak. Pada umumnya anak usia sekolah dasar adalah
usia anak yang masih berada pada tahap belajar sambil bermain Oleh
karena itu kita sebagai guru harus pandai mengajarkan materi – materi
yang sesuai dengan tingkat perkembangan potensi siswa. Kita harus
mengetahui bagaimana cara untuk mempermudah dalam mengajarkan materi
supaya anak dapat memhami materi tersebut. Untuk mempermudah mengajarkan
materi atau konsep – konsep matematika kita dapat mengajarkannya dengan
menggunkan modus yang dikemukakan oleh Bruner yaitu :
- Modus enaktif
- Modus ikonik
- Modus simbolik
Selain itu, kita juga dapat menggunakan beberapa pendekatan
pembelajaran seperti :
1. Pendekatan Konkret
2. Pendekatan Semikonkret
3. Pendekatan Semi abstrak
4. Pendekatan Abstrak
Tidak hanya itu untuk mengajarkan konsep – konsep matematika, kita
harus menggunakan beberapa metode pengajaran. Misalnya metode tanya
jawab, demonstrasi, diskusi, ekspositori, demonstrasi, ceramah dan lain
sebagainya.
Setiap ingin mengajarkan suatu materi, sebaiknya seorang guru
terlebih dahulu harus mengetahui dan memahami mengenai standar
kompetensi, kompetensi dasar, indikator serta tujuan pembelajaran yang
harus dicapai oleh siswa. Hal ini dimaksudkan agar proses belajar
mengajar dapat berjalan dengan lancar sehingga tujuan pembelajaran pun
dapat dengan mudah tercapai.
3.2 Saran
Secara ringkas, para guru perlu berupaya agar anak-anak kita bernalar
dalam pelajaran matematika. Mereka dapat meningkatkan pernalaran kritis
dan kreatif mereka melalui proses belajar matematika. Untuk itu, guru
perlu merancang bahan belajar dengan baik, sehingga anak-anak kita, di
samping menyerap materi ajar, mampu bernalar.Dalam prosesnya, anak didik
kita akan masuk dalam wacana dengan bahasa matematika yang tegas. Ini
merupakan suatu kesempatan yang baik bagi anak-anak kita untuk belajar
berbahasa dengan pernalaran yang benar dengan pengungkapan yang tepat.
Jika para guru di kelas dan orang tua di rumah mampu menyediakan proses
pembelajaran matematika yang bermutu seperti diatas, maka anak-anak kita
akan mampu bernalar secara kritis, aktif, dam kreatif. Tentunya ini
mengharuskan kita semua untuk belajar secara berkelanjutan.